Rabu, 03 Juni 2015

METODE PENELITIAN ADMINISTRATIF dalam Buku Prof. Dr. Sugiyono 2013

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN ADMINISTRATIF

A.   Pengertian Metode Penelitian Administratif
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.  Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.  Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.  Sistematis yaitu peroses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid (sugiono,2013,1). Valid yaitu menujukan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam sering sulit dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian realibitas dan obyektivitas. Data yang valid pasti relibilitas dan obyektif, realibel berkenaan derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu. Data yang reiabel belum tentu valid dan data yang onbyektif juga belum tentu valid. Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian yang valid, menggunakan data dan cukup jumlahnya, serta menggunakan metode penggumpulan data analisis data yang benar(sugiono,2013,2).
B.    Jenis-Jenis Penelitian
Penelitian akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis dan desertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif, sehingga lebih mementingkan validitas internal (caranya yang harus betul).
Penelitian profesional merupakan penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti misalnya Dosen, Perguruan Tinggi, Penelitian di LIPI. Tujuannya untuk mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dengan ilmu, teknologi dan seni.variabel peneliti lengkap, kecanggihan analisis disesuaikan dengan kepentingan masyarakat ilmiah. Untuk itu peneliti harus dilakukan dengan cara yang betul (validitasi internal), dan hasilnya berguna untukk pengemnbangan ilmu (validitas eksternal).
Penelitian institusional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan.
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut, tujuan, pendekatan, tingkat ekplanasi (level of explanation), dan analisis dan jenis data(sugiono,2013,4).
1.    Penleitian Menurut Tujuan
Penleitian Menurut Tujuan dapat dikelompokan menjadi penelitian murni dan terapan (pure research & applied research) Uma Sekaran dalam bukunya Resaerch Menhods Business(1994) menyatakan bahwa, bila penelitian diarahkann untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut diarahkan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian terapan, tetapi bila penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami maslah organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya) maka hal itu dinamakan penelitian dasar/murni.(sugiono,2013,6)
2.    Penelitian Menurut  Metode
a)   Penelitian Survey 
Penelitian Survey  Pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila menggunakan sampel yang representatif (David Kline : 1980).
b)   Peneliti Ex Post Facto
Peneliti Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
c)    Penelitian Eksperimen
Peneliti dengan pendekatan eksperimen adalah suatu peneliti yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu tentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
d)   Peneliti Naturalistik
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah.(sebagai lawannya adalah eksperimen)dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),  analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kuantitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
e)    Policy Reseach (Penelitian Kebijaksanaan)
Policy Reseach (Penelitian Kebijaksanaan) dimulai karena adanya masalah dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator/manajer atau para pengambil keputusan pada suatu organisasi.
f)    Action Reseach (Penelitian Tindakan)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efesien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Penelitian tingkatan adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian, setelah tahap kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah 1.Situasi, 2.Prilaku, 3.organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan pranata.
g)   Penelitian evaluasi
Dalam hal yang khusus, penelitian evaluasi dapat dinyatakan sebagai evaluasi tetapi dalam hal ini juga dapat dinyatakan sebagai penellitian. Hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk menjjelaskan fenomena.
h)   Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung dimasa lalu. Jadi penelitian tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti, walaupun demikian sumber datanya bisa primer yaitu orang terlibat langsung dalam kejadian itu atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.



3.    Penelitian Menurut Tingkat Ekplanasinya
Penelitian menurut tingkat ekplanasinya adalah penelitian yang berrmaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.(sugiono,2013,11)
Ø  Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Ø  Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat menbandingkan.
Ø  Penelitian Asosiatif/hubungan
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

4.    Penelitian Menurut  Jenis & Data
Bahwa pada dasarnya meneliti itu adalah ingin mendapatkan data yang  valid, relibel dan obyektif tentang gejala tertentu.  Jenis data & analisisnyan dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi tiga hal utama yaitu data kualitatif, kuantitatif dan gabungan keduanya.  Pada suatu proses penelitian sering hanya terdapat satu jenis data yaitu kuantitatif atau kualitatif saja, tetapi mungkin juga gabungan keduanya. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.  Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.(sugiono,2013,13)

C.   Macam-macam Data Penelitian
Data kualitatif dibagi menjadi dua yaitu data diskrit/nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah secara diskrit/kategori.  Data Kontinum adalah data bervariasi menurut tingkatan dan ini diperoleh dari hasil ukuran. Data Internal adlah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut/mutlak.

populasi, Sampel dan Sampling

A.    Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi (baca: penyamarataan) yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, 90).
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.

B.    Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 91).
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betu-betul representative (mewakili).  

C.     Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2013, 91). Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara sistematis
 teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi Simple Random, Proportionate Stratified Random, Disproportionate Stratified Random dan Cluster Random. Nonprobability Sampling meliputi Systematic Sampling (Sampling Sistematis), Quota Sampling(Sampling Kuota), Accidental/Incidental Sampling (Sampling aksidental/Insidental),Purposive Sampling, Sampling Jenuh (Sampling Sensus) dan Snowball Sampling.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing teknik sampling di atas.

1.     Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2013: 92).
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Probability Sampling beserta penjelasannya.

a.     Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013: 93).

b.     Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013: 93).
Sebagai contoh suatu organisasi/perusahaan yang memiliki pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstarata. Misalnya jumlah pegawa yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMA=400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.

c.      Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2013: 93).
Misalnya pegawai perusahaan X dari divisi produksi mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.

d.     Cluster Random Sampling (Area Sampling)
Cluster Random Sampling merupakan teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten (Sugiyono, 2013: 94).
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas (negara) sampai ke wilayah terkecil (kabupaten). Setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipili sampel secara acak.
 Misalnya di Indonesia terdapat 34 propinsi, dan sampel akan menggunakan 17 propinsi, maka pengambilan 17 propinsi tersebut dilakukan secara random (acak). Tetapi perlu diingat karena propinsi-propinsi di Indonesia berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan Stratified Random Sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan yang banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang dan adayang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
  Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. 

2.     Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setaip unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:95).
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Nonprobability Sampling beserta penjelasannya.

a.     Systematic Sampling (Sampling Sistematis)
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populsai yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2013:95).
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut yaitu nomor 1 sampai nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan hanya mengambil nomor ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.

b.     Quota Sampling (Sampling Kuota)
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2013:95).
Sebagai contoh, sebuah penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pemenuhan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menhubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

c.      Incidental Sampling (Sampling Insidental)
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data (Sugiyono, 2013:96).

d.     Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:96).
Misalkan akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau peneitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

e.     Sampling Jenuh (Sampling Sensus)
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013:96). Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f.       Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (sugiyono, 2013, 97). Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi semakin banyak.


1 komentar:

  1. Do you realize there is a 12 word phrase you can tell your partner... that will induce deep emotions of love and instinctual appeal for you deep within his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, please and protect you with all his heart...

    12 Words Will Trigger A Man's Love Instinct

    This instinct is so hardwired into a man's mind that it will drive him to work better than ever before to make your relationship the best part of both of your lives.

    Matter-of-fact, fueling this powerful instinct is absolutely mandatory to getting the best ever relationship with your man that once you send your man a "Secret Signal"...

    ...You will instantly find him expose his soul and mind for you in such a way he's never experienced before and he'll recognize you as the only woman in the universe who has ever truly tempted him.

    BalasHapus