PERSPEKTIF METODE PENELITIAN
ADMINISTRATIF
A.
Pengertian
Metode Penelitian Administratif
Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata
kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis yaitu peroses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu
adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid
(sugiono,2013,1). Valid yaitu menujukan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Untuk
mendapatkan data yang langsung valid dalam sering sulit dilakukan, oleh karena
itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji
melalui pengujian realibitas dan obyektivitas. Data yang valid pasti
relibilitas dan obyektif, realibel berkenaan derajad konsistensi/keajegan data
dalam interval waktu tertentu. Data yang reiabel belum tentu valid dan data
yang onbyektif juga belum tentu valid. Validitas data hasil penelitian dapat
diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian yang valid, menggunakan
data dan cukup jumlahnya, serta menggunakan metode penggumpulan data analisis
data yang benar(sugiono,2013,2).
B.
Jenis-Jenis
Penelitian
Penelitian
akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat
skripsi, tesis dan desertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif,
sehingga lebih mementingkan validitas internal (caranya yang harus betul).
Penelitian profesional merupakan penelitian yang
dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti misalnya Dosen, Perguruan
Tinggi, Penelitian di LIPI. Tujuannya untuk mendapatkan pengetahuan baru yang
berkenaan dengan ilmu, teknologi dan seni.variabel peneliti lengkap,
kecanggihan analisis disesuaikan dengan kepentingan masyarakat ilmiah. Untuk
itu peneliti harus dilakukan dengan cara yang betul (validitasi internal), dan
hasilnya berguna untukk pengemnbangan ilmu (validitas eksternal).
Penelitian institusional merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan.
Jenis-jenis
penelitian dapat dikelompokan menurut, tujuan,
pendekatan, tingkat ekplanasi (level of explanation), dan analisis dan jenis data(sugiono,2013,4).
1.
Penleitian
Menurut Tujuan
Penleitian Menurut Tujuan dapat
dikelompokan menjadi penelitian murni dan terapan (pure research & applied
research) Uma Sekaran dalam bukunya Resaerch Menhods Business(1994) menyatakan
bahwa, bila penelitian diarahkann untuk mendapatkan informasi yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut diarahkan untuk
memecahkan masalah, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian terapan,
tetapi bila penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami maslah
organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya) maka hal itu
dinamakan penelitian dasar/murni.(sugiono,2013,6)
2.
Penelitian
Menurut Metode
a)
Penelitian
Survey
Penelitian Survey Pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi
dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak
memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun
generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila menggunakan sampel yang
representatif (David Kline : 1980).
b)
Peneliti
Ex Post Facto
Peneliti Ex Post Facto adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
c)
Penelitian
Eksperimen
Peneliti dengan pendekatan
eksperimen adalah suatu peneliti yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu tentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat.
d)
Peneliti
Naturalistik
Metode penelitian ini sering
disebut dengan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah.(sebagai lawannya
adalah eksperimen)dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kuantitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
e)
Policy
Reseach (Penelitian Kebijaksanaan)
Policy Reseach (Penelitian
Kebijaksanaan) dimulai karena adanya masalah dan masalah ini pada umumnya
dimiliki oleh para administrator/manajer atau para pengambil keputusan pada
suatu organisasi.
f)
Action
Reseach (Penelitian Tindakan)
Penelitian tindakan merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efesien,
sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat
meningkat. Penelitian tingkatan adalah suatu proses yang dilalui oleh
perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu
untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut
dan kemudian, setelah tahap kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan
melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah
1.Situasi, 2.Prilaku, 3.organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim
kerja dan pranata.
g)
Penelitian
evaluasi
Dalam hal yang khusus,
penelitian evaluasi dapat dinyatakan sebagai evaluasi tetapi dalam hal ini juga
dapat dinyatakan sebagai penellitian. Hal ini merupakan bagian dari proses
pembuatan keputusan yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan produk
dengan standar dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian
berarti akan berfungsi untuk menjjelaskan fenomena.
h)
Penelitian
Sejarah
Penelitian sejarah berkenaan
dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung dimasa
lalu. Jadi penelitian tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan diteliti,
walaupun demikian sumber datanya bisa primer yaitu orang terlibat langsung
dalam kejadian itu atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan
kejadian itu.
3.
Penelitian
Menurut Tingkat Ekplanasinya
Penelitian menurut tingkat
ekplanasinya adalah penelitian yang berrmaksud menjelaskan kedudukan
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain.(sugiono,2013,11)
Ø Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Ø Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah
suatu penelitian yang bersifat menbandingkan.
Ø Penelitian Asosiatif/hubungan
Penelitian asosiatif merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih.
4.
Penelitian
Menurut Jenis & Data
Bahwa pada dasarnya meneliti
itu adalah ingin mendapatkan data yang valid, relibel dan obyektif tentang
gejala tertentu. Jenis data &
analisisnyan dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi tiga hal utama yaitu
data kualitatif, kuantitatif dan gabungan keduanya. Pada suatu proses penelitian sering hanya
terdapat satu jenis data yaitu kuantitatif atau kualitatif saja, tetapi mungkin
juga gabungan keduanya. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
data kualitatif yang diangkakan. Data
Kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.(sugiono,2013,13)
C.
Macam-macam
Data Penelitian
Data
kualitatif dibagi menjadi dua yaitu data diskrit/nominal adalah data yang hanya
dapat digolong-golongkan secara terpisah secara diskrit/kategori. Data Kontinum adalah data bervariasi menurut
tingkatan dan ini diperoleh dari hasil ukuran. Data Internal adlah data yang
jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut/mutlak.
populasi, Sampel dan Sampling
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi (baca: penyamarataan) yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013, 90).
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 91).
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betu-betul representative
(mewakili).
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2013, 91). Untuk menentukan sampel
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara sistematis
teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu Probability
Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability Sampling meliputi Simple Random, Proportionate Stratified
Random, Disproportionate Stratified Random dan Cluster Random. Nonprobability
Sampling meliputi Systematic Sampling (Sampling Sistematis), Quota Sampling(Sampling Kuota), Accidental/Incidental Sampling (Sampling aksidental/Insidental),Purposive Sampling, Sampling Jenuh (Sampling Sensus) dan Snowball Sampling.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing teknik sampling di atas.
1. Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2013: 92).
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Probability Sampling beserta penjelasannya.
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah pengambilan
anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013: 93).
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random
Sampling adalah teknik sampling yang
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013: 93).
Sebagai contoh suatu organisasi/perusahaan yang memiliki pegawai
dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstarata. Misalnya jumlah pegawa yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900,
SMA=400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random
Sampling adalah teknik sampling yang
digunakan bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (Sugiyono, 2013:
93).
Misalnya pegawai perusahaan X dari divisi produksi mempunyai 3
orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang
SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu diambil semuanya
sebagai sampel, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU dan SMP.
d. Cluster Random Sampling (Area Sampling)
Cluster Random Sampling merupakan
teknik sampling daerah
yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten (Sugiyono, 2013: 94).
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas
(negara) sampai ke wilayah terkecil (kabupaten). Setelah terpilih sampel
terkecil, kemudian baru dipili sampel secara acak.
Misalnya di Indonesia terdapat 34 propinsi, dan sampel
akan menggunakan 17 propinsi, maka pengambilan 17 propinsi tersebut dilakukan
secara random (acak).
Tetapi perlu diingat karena propinsi-propinsi di Indonesia berstrata (tidak
sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan Stratified Random Sampling. Propinsi di Indonesia ada yang
penduduknya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan yang banyak ada
yang tidak, ada yang kaya bahan tambang dan adayang tidak. Karakteristik
semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata
populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah
ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah dan tahap kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu
secara sampling juga.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setaip
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:95).
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Nonprobability Sampling beserta penjelasannya.
a. Systematic Sampling (Sampling Sistematis)
Sampling Sistematis adalah
teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populsai yang telah
diberi nomor urut (Sugiyono, 2013:95).
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota diberi nomor urut yaitu nomor 1 sampai nomor 100. Pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan hanya mengambil nomor ganjil saja, genap saja
atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan
seterusnya sampai 100.
b. Quota Sampling (Sampling Kuota)
Sampling Kuota adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2013:95).
Sebagai contoh, sebuah penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pemenuhan data belum memenuhi
kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri
atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat
menhubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari
data dari 500 anggota sampel.
c. Incidental Sampling (Sampling Insidental)
Sampling Insidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data
(Sugiyono, 2013:96).
d. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:96).
Misalkan akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan,
maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau peneitian
tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling Jenuh (Sampling Sensus)
Sampling Jenuh adalah teknik
penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2013:96). Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (sugiyono, 2013, 97). Ibarat bola
salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum
merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain
yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan dua orang
sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi semakin banyak.
Do you realize there is a 12 word phrase you can tell your partner... that will induce deep emotions of love and instinctual appeal for you deep within his heart?
BalasHapusThat's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, please and protect you with all his heart...
12 Words Will Trigger A Man's Love Instinct
This instinct is so hardwired into a man's mind that it will drive him to work better than ever before to make your relationship the best part of both of your lives.
Matter-of-fact, fueling this powerful instinct is absolutely mandatory to getting the best ever relationship with your man that once you send your man a "Secret Signal"...
...You will instantly find him expose his soul and mind for you in such a way he's never experienced before and he'll recognize you as the only woman in the universe who has ever truly tempted him.